Rabu, 05 Desember 2012

Khasiat Kulit Buah Manggis

Buah manggis selain rasanya manis dan enak ternyata banyak mengandung manfaat bagi kesehatan, apalagi khasiat yang dimiliki oleh kulitnya. Dibalik rasanya yang pahit, kulit buah yang memiliki nama latin Garcinia mangostana ternyata mengandung segudang khasiat. Kulit buah manggis mengandung 2 senyawa alkaloid, yaitu sejumlah zat warna kuning yang berasal dari 2 metabolit, yaitu mengostin dan B-mangostin. Mangostin merupakan komponen utama, sedangkan B-mangostin merupakan konstituen minor. Kemudia, ditemukan metabolit baru dari kulit buah manggis, yaitu 1,3,6,7-tetrahidrosi-2,3-di(3-metil-2-butenil) xanthone yang diberi nama a-mangostanin atau mangostin. Mangostin merupakan tipe baru dari histamin. Mangostin yang merupakan hasil isolasi dari kulit buah manggis mempunyai aktivitas antiinflamasi dan anti oksidan sehingga bisa menangkal radikal bebas dan kerusakan sel serta menghambat bahkan membunuh sel-sel kanker yang ganas dan berpotensi membahayakan manusia.Bahkan, belakangan ini para ilmuwan tengah gencar mengadakan penelitian ilmiah terhadap kulit Manggis ini sebagai obat HIV/AIDS yang memang hingga sekarang belum ditemukan obatnya.


Berikut merupakan beberapa fakta khasiat dan manfaat kulit buah Manggis:

  • Anti-peradangan (anti-inflamasi).
  • Anti-depresi.
  • Mencegah penyakit Alzheimer.
  • Mencegah penyakit Kanker.
  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  • Sebagai anti-oksidan.
  • Bermanfaat untuk mengatasi penyakit Jantung.
  • Bermanfaat untuk mengurangi kadar gula dalam darah.
  • Mencegah penyakit Diare.
  • Mencegah penyakit Urat Syaraf.
  • Mencegah penyakit Katarak.
  • Mencegah kerapuhan tulang.
  • Mengobati tekanan darah tinggi.
  • Mencegah penuaan dini.
  • Mengencangkan kulit.
  • Menurunkan berat badan.
  • Mengurangi tingkat kegelisahan, cemas, dan kepanikan.
  • Menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
  • Kulit buah manggis dapat digunakan untuk meredakan dan mengobati keputihan, nyeri tenggorokan, radang selaput lendir kandung kemih, radang usus, suplemen diet, antioksidan, dan antikanker, serta meningkatkan daya tahan tubuh terutama bagi pengidap HIV/Aids
  • dll

Manfaat Lain Kulit Buah Manggis
Dengan begitu banyaknya manfaat yang dimiliki kulit buah Manggis ini tentunya memberikan angin segar kepada siapapun yang mengharapkan kesembuhan dalam hidupnya. Para pasien yang menderita penyakit ringan, sedang, bahkan berat bisa sedikit bernafas lega dengan informasi bahwa kulit buah Manggis berpotensi menyembuhkan penyakit-penyakit mahal dan berat seperti penyakit jantung, tumor, kanker, hipertensi, kolesterol, dan lainnya.
Selain bisa menyembuhkan banyak sekali penyakit yang sebagian telah disebutkan di atas, ternyata kulit buah Manggis juga memiliki manfaat lain sehubungan dengan berat badan. Kandungan xanthone dalam kulit buah queen of fruit ini dipercaya dapat menurunkan berat badan karena fungsinya yang juga bisa menstimulasi lemak dalam tubuh sehingga berkurang.
Selain bisa menjadi pemicu untuk menurunkan berat badan, xanthone juga berperan dalam mengobati ketegangan pada otot dan sendi. Kandungan anti-oksidan dalam kulit buah Manggis juga berperan untuk mencegah penuaan dini yang kerap terjadi pada beberapa orang.
Sel-sel kulit yang telah rusak bisa diperbaiki oleh anti-oksidan yang terkandung dalam kulit buah Manggis. Bahkan jika Anda mengonsumsi jus atau olahan dari kulit buah Manggis secara konsisten maka kulit akan terasa lebih kencang dan segar.
Oleh sebab itu, bagi Anda yang ingin selalu terlihat awet muda dan kulitnya terlihat kencang bisa mencoba mengonsumsi jus kulit buah Manggis secara berkala dan teratur. Ya, tidak sulit mendapatkan kulit buah Manggis sebagai sumber kesehatan Anda!

Referensi:



Jumat, 02 November 2012

Perdana Lagii

Assalamu alaikum wr. wb.
setelah beberapa bulan gak ngeposting...kangen juga buat posting hehehe
Karena gak punya bakat nulis, untuk tulisan2 selanjutnya mohon dimaklumin kekurangannya yah..hohohoo..
untuk hari ini aku cuman posting ini dulu...

Sekalian curhat ah... Sekalian memperkenalkan diri,
Aku adalah dara dari tanah bugis (tau kan bugis tuh dmana??? kalo gak tau browsing dah di mbah google), sekarang ini lagi merantau menuntut ilmu di tana jawa (Yogyakarta)...gak terasa aku disini sudah sekitar 10 bulan. Di Yogya aku sedang berjuang untuk meraih gelar apotekerku..sekarang ini aku praktik di salah satu apotek di Yogya dan sebelumnya aku praktik di salah satu RS di Tangerang selam 2 bulan...
Sangat menyenangkan kuliah disini, dapat teman dari berbagai daerah yang berbeda-beda...
hari ini cukup dulu yah..cuman belajar nulis nih...hohohhoohho..

Minggu, 13 Mei 2012

INFORMATIKA FARMASI


MAKALAH INFORMATIKA FARMASI
(MANFAAT INFORMATIKA FARMASI)
Oleh :
SURIANTI
12811097
KELAS A


PROGRAM PROFESI APOTEKER 
FAKULTAS MIPA 
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 
YOGYAKARTA 
MEI 2012


ABSTRAK
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini.Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran sebuah model sistem informasi dengan adopsi ICT menggunakan Layanan Web, melalui pembangunan sebuah aplikasi sistem informasi farmasi. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah memperoleh pelayanan dan informasi seluruh kegiatan yang ada khususnya dalam hal manajemen farmasi dimanapun dan kapanpun mereka berada secara on-line.
Aplikasi Sistem Informasi farmasi ini dapat digunakan sebagai sarana penyedia layanan dan informasi bagi penggunanya baik untuk apoteker, dokter, staf dan karyawan, maupun pasien dimanapun dan kapanpun mereka berada. Pengguna mendapatkan semua informasi yang akurat karena informasi yang tersedia senantiasa diperbaharui. Aplikasi ini akan lebih baik jika memiliki keamanan data yang lebih tinggi dan penambahan modul
Kata kunci: Sistem Informasi Farmasi , Adopsi ICT.

PENDAHULUAN
a.    Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat.
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaannya, tidak hanya dalam pekerjaannya saja tetapi dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti pada saat pencarian informasi. Jika dahulu manusia mencari informasi sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan, sekarang lebih banyak mencari informasi tersebut melalui internet. Secara tidak langsung dapat dikatakan semua serba terkomputerisasi.
 Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dibentuk untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab apotek, dengan pesatnya perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal pula dengan sebutan farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin luas. Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian.
Pelayanan obat kepada penderita melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada penderita yang menunjukkan suatu interaksi antara dokter, farmasis, penderita sendiri dan khusus di rumah sakit melibatkan perawat. Dalam pelayanan kesehatan yang baik, informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik untuk dokter, perawat dan penderita.
Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi. Banyaknya variabel turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan pelayanan farmasi. Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi pada layanan kefarmasian. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat yang tentu saja membantu dan memudahkan farmasis dalam menyelesaikan pekerjaannya.

b.        Rumusan Masalah
Dengan adanya pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi diantaranya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar.
2.         Masih banyak, terjadi kesalahan diagnosa dan dalam pelayanan pengobatan karena minimnya sistem yang digunakan.
3.    Data dan informasi kesehatan yang jumlahnya tak terbatas baik dalam perencanaan, analisis kebutuhan obat, analisis desain, implementasi, distribusi obat sehingga membutuhkan satu sistem yang sesuai dalam pembuatan laporan yang relevan.
4.            Sulitnya pengaksesan informasi kesehatanoleh apoteker, dokter, tenaga kesehatan lain dan pasien.

LANDASAN TEORI
Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Beberapa institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium dan bahkan puskesmas dan dinas kesehatan sudah banyak yang mengadopsi teknologi ini. Penyedia jasa pengembang aplikasi berbasis komputer untuk kesehatan juga semakin banyak, dari pemain lokal, nasional dan juga pemain multinasional. Pemerintah pun juga sangat mendorong pemanfaatan teknologi informasi di sektor kesehatan.
Penggunaan teknologi informasi memang sudah dirasa perlu dalam mengolah data dan informasi kesehatan yang jumlahnya tak terbatas. Tidak hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan, aksesibilitas terhadap data kesehatan dan peningkatan efisiensi, teknologi informasi juga akan sangat membantu untuk monitoring dan evaluasi program kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian. Banyak praktisi sistem informasi, akademisi, pelaku industri sudah memperkenalkan berbagai inovasi kesehatan berbasis teknologi informasi. Namun, masih sedikit dari inovasi ini yang dapat dikenal dan diadopsi oleh institusi kesehatan.
Teknologi informasi juga mampu memberikan dukungan pengambilan keputusan dalam manajemen obat dan pengobatan. Meskipun masih cukup jarang ditemui, pengembangan Management Support Systems (MSS) menjadi alternatif yang sangat baik dalam membantu para klinisi dalam melakukan manajemen obat dan pengobatan. Beberapa model keputusan dalam MSS dapat diterapkan untuk membantu memberikan alternatif solusi bagi para pengambil keputusan dalam pengelolaan obat dan menyelesaikan beberapa masalah terkait dengan pengobatan. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi adalah salah satu upaya dalam pelayanan informasi kepada konsumen obat. Dalam era yang serba digital, kecanggihan teknologi harus diperhitungkan sebanyak mungkin memberi nilai lebih dalam setiap aktivitas kehidupan. Pemanfaatan teknologi informasi di bidang farmasi dan kedokteran harus selalu bermuara pada upaya peningkatan keberhasilan terapi dan keselamatan pasien.  
a.    Pengertian Informatika Farmasi
Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan termasuk pengembangan, penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi dalam penyaluran obat yang optimal terkait pelayanan pasien dan keluaran kesehatan.
Informatika farmasi berfokus pada penerapan teknologi untuk apoteker dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja, meningkatkan keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang handal. Setelah adanya pengakuan tentang peran apoteker yang meningkat pesat dalam penggunaan informasi kesehatan dan sistem manajemen.
Informatika farmasi, juga disebut sebagai pharmaco informatics, adalah aplikasi komputer untuk pengambilan, penyimpanan dan analisis obat dan informasi resep. Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi manajemen farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien.
Informatika farmasi mempelajari tentang:
1.    Interaksi antara manusia dan proses kerjanya
2.    Rekayasa sistem dalam perawatan kesehatan dengan fokus pada perawatan farmasi
3.    Meningkatkan keselamatan pasien
        Informatika Farmasi dapat dianggap sebagai sub-domain/bagian dari disiplin profesional yang lebih besar dari informatika kesehatan.Beberapa defenisi informatika farmasi mencerminkan hubungan antara informatika farmasi dengan informatika kesehatan. Sebagai contoh, Health Information Management Systems Society (HIMSS) mendefinisikan informatika farmasi sebagai, "bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data dan pengetahuan dalam sistem kesehatan, termasuk akuisisi,penyimpanan,analisis,penggunaan dan pengembangan obat serta pengiriman obat yang optimal terkait perawatan pasien dan hasil kesehatan”.
b.   Sistem Informasi dalam Informatika Farmasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Pada saat ini dunia industri dan bisnis memerlukan informasi yang tepat, cepat dan relevan. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentunya harus menggunakan sistem informasi. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
 
METODOLOGI
Pengembangan sistem dengan pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah dengan mengidentifikasi kebutuhan untuk memperoleh suatu sistem terstruktur adalah pendekatan pengembangan sistem yang dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem yang dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem sehingga hasil akhir dari sitem yang dikembangkan akan menjadi sistem yang strukturnya didefenisikan dengan baik.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem informasi pada pelayanan kefarmasian adalah sistem informasi farmasi dengan adopsi ICT (software) yang tahapannya terdiri dari : perencanaan, analisis kebutuhan obat, analisis desain, desain secara fisik, implementasi atau konstruksi, uji coba dan perawatan.

ISI/PEMBAHASAN
Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan dan informasi kesehatan termasuk pengembangan, penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi dalam penyaluran obat yang optimal terkait pelayanan pasien dan keluaran kesehatan, yang penerapannya menggunakan teknologi yang terkomputerisasi (pharmaco informatics). Jadi, secara umum informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi manajemen farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien sehubungan dengan catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi resep dan pasien.
Penerapan sistem informasi manajemen farmasi yang mengadopsi ICT dapat  membantu  apoteker dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja, meningkatkan keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang handal baik di rumah sakit, puskesmas, apotek maupun di lembaga-lembaga farmasi lainnya.
Informatika farmasi bertujuan menyediakan informasi yang cepat dan handal tentang terapi obat yang mampu membantu pasien dalam proses penyembuhannya.Pada masa yang akan datang beberapa konsep baru telah disepakati untuk digunakan di lingkungan Divisi Farmasi. Hal pertama yang diperkenalkan dan akan dilaksanakan adalah order manajemen yaitu pemanfaatan pelayanan permintaan dan penyampaian hasil pemberian obat dengan memanfaatkan fasilitas komputer secara online. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh semua unit pengguna. Status atau proses permintaan layanan termasuk hasil pemberian obat dapat dipantau / dilihat langsung melalui fasilitas komputer.
Sistem informatika farmasi secara otomatis  menjadi penting yang memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Mengoptimalkan keamanan dan efisiensi dari proses penggunaan obat.
2.   Meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu apoteker dalam menyiapkan serta mengeluarkan obat dan memungkinkan penigngkatan waktu untuk kegiatan klinis.
3.      Penerapan teknologi ini juga memungkinkan penyebaran langkah-langkah keamanan canggih.
4.   Sistem farmasi menggabungkan pasien khusus data klinis untuk mendukung penelaahan kesesuaian obat, melakukan real-time manajemen persediaan, dan interaktif dengan sistem lain, termasuk untuk persediaan atau pemasukan obat yang terkomputerisasi (CPOE/ computerized provider order entry), administrasi bar code obat (BCMA/ bar code medication administration), sistem dispensing yang otomatis, sistem penagihan, dan catatan kesehatan elektronik (EHR/ electronic health records).
5.      Sistem informatika farmasi juga ada dalam pengaturan rawat jalan dan berfungsi untuk membantu apoteker menerima, proses, isi, dan mengeluarkan perintah resep; persediaan obat, dan pembayaran tagihan resep.
Selain itu, informatika farmasi juga digunakan untuk meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan pengasuh lainnya, dan pasien. Selain mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat mungkin atau alergi sebelum resep diisi, informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan yang diberikan dan memungkinkan pasien memiliki kemampuan untuk mengobati penyakit mereka sendiri. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menentukan terapi yang tepat untuk kondisi tertentu.
Kunci utama informatika farmasi adalah memastikan bahwa komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan, apoteker, dan pasien mudah diakses sehingga mereka semua dapat bekerja sama untuk kepentingan pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan lainnya harus mampu mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan mudah, sementara apoteker perlu tahu persis obat apa yang sedang diresepkan untuk pelanggan dan apakah ada bahaya bahwa resep baru akan menyebabkan interaksi dengan obat lain yang dapat memperburuk keadaan pasien. Pasien, tentu saja, harus menerima dengan mudah dan dapat mengikuti petunjuk tentang bagaimana mereka harus menangani pemulihan mereka dan apa efek samping obat-obatan tersebut.


KESIMPULAN
Permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi dapat diselesaikan dengan adanya sistem informatika farmasi dengan adopsi ICT sehingga:
1.        Sistem baru dapat menyajikan informasi yang baik dan berkualitas karena pada pengolahan data dan pencarian sudah dilakukan secara terkomputerisasi/pengadopsian ICT.
2.        Dengan adanya teknologi komputer sebagai penerapan sistem baru, beban pekerjaan apoteker menjadi lebih ringan sehingga dapat meningkatkan mutu serta pelayanan kefarmasian terutama pada distribusi obat yang berdampak pada proses penanganan pasien selanjutnya.
3.     Sistem baru yang mengadopsi ICT dapat menyajikan laporan lebih mudah karena data yang tersusun rapi dalam database membuat penyajian laporan kepada direktur, maupun pihak manajemen yang lain menjadi lebih akurat, tepat waktu dan relevan.
4.     Sistem informasi yang mudah diakses sehingga meningkatkan komunikasi antara apoteker dengan pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

REFERENSI
Yulinah, Ellin. .... .Tren dan Paradigma Dunia Farmasi; http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf

Sofyanto, Agung. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengadaan dan Persediaan Obat pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten; http://repository.amikom.ac.id/files/PUBLIKASI_06.12.1476.pdf

Handoyo, Eko dkk. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis web Pada Sub-sistem Farmasi Menggunakan framework prado. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/eko_3_.pdf


...., 2009. Pemahaman Singkat Mengenai Informatika; http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=113