MAKALAH INFORMATIKA FARMASI
(MANFAAT INFORMATIKA FARMASI)
Oleh :
SURIANTI
12811097
KELAS A
PROGRAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
MEI 2012
ABSTRAK
Teknologi
informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada
saat ini.Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi
yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan gambaran sebuah model sistem informasi dengan adopsi ICT menggunakan Layanan Web, melalui pembangunan sebuah aplikasi
sistem informasi farmasi. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah memperoleh
pelayanan dan informasi seluruh kegiatan yang ada khususnya dalam hal manajemen
farmasi dimanapun dan kapanpun mereka berada secara on-line.
Aplikasi
Sistem Informasi farmasi ini dapat digunakan sebagai sarana penyedia layanan
dan informasi bagi penggunanya baik untuk apoteker, dokter, staf dan karyawan, maupun
pasien dimanapun dan kapanpun mereka berada. Pengguna mendapatkan semua
informasi yang akurat karena informasi yang tersedia senantiasa diperbaharui.
Aplikasi ini akan lebih baik jika memiliki keamanan data yang lebih tinggi dan
penambahan modul
Kata kunci: Sistem Informasi
Farmasi , Adopsi ICT.
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Teknologi
informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat
pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data
atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat.
Perkembangan
teknologi informasi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua
pekerjaannya, tidak hanya dalam pekerjaannya saja tetapi dalam segala aspek
kehidupan manusia, seperti pada saat pencarian informasi. Jika dahulu manusia
mencari informasi sebatas pada buku, media cetak, maupun secara lisan, sekarang
lebih banyak mencari informasi tersebut melalui internet. Secara tidak langsung
dapat dikatakan semua serba terkomputerisasi.
Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia
kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk
kesehatan. Dalam sejarahnya, pendidikan tinggi farmasi di Indonesia dibentuk
untuk menghasilkan apoteker sebagai penanggung jawab apotek, dengan pesatnya
perkembangan ilmu kefarmasian maka apoteker atau dikenal pula dengan sebutan
farmasis, telah dapat menempati bidang pekerjaan yang makin luas. Apotek, rumah
sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium
pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis
industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal,
fitofarmaka, nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri
vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan adalah
tempat-tempat untuk farmasis melaksanakan pengabdian profesi kefarmasian.
Pelayanan
obat kepada penderita melalui berbagai tahapan pekerjaan meliputi diagnosis
penyakit, pemilihan, penyiapan dan penyerahan obat kepada penderita yang
menunjukkan suatu interaksi antara dokter, farmasis, penderita sendiri dan
khusus di rumah sakit melibatkan perawat. Dalam pelayanan kesehatan yang baik,
informasi obat menjadi sangat penting terutama informasi dari farmasis, baik
untuk dokter, perawat dan penderita.
Dengan
lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan
kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi. Banyaknya variabel turut
menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan
lingkungan pelayanan farmasi. Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah
satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi pada layanan
kefarmasian. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain
membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena
kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang
ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat
digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain
lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat yang tentu
saja membantu dan memudahkan farmasis dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b.
Rumusan Masalah
Dengan adanya pelayanan yang begitu luas,
tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses
pelayanan farmasi diantaranya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak
kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat
diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar.
2. Masih banyak, terjadi kesalahan diagnosa dan dalam
pelayanan pengobatan karena minimnya sistem yang digunakan.
3. Data dan informasi kesehatan yang jumlahnya tak
terbatas baik dalam perencanaan, analisis kebutuhan obat, analisis desain,
implementasi, distribusi obat sehingga membutuhkan satu sistem yang sesuai
dalam pembuatan laporan yang relevan.
4.
Sulitnya pengaksesan informasi kesehatanoleh apoteker,
dokter, tenaga kesehatan lain dan pasien.
LANDASAN TEORI
Teknologi informasi dan komunikasi sudah
menjadi bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Beberapa
institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium dan bahkan
puskesmas dan dinas kesehatan sudah banyak yang mengadopsi teknologi ini.
Penyedia jasa pengembang aplikasi berbasis komputer untuk kesehatan juga
semakin banyak, dari pemain lokal, nasional dan juga pemain multinasional.
Pemerintah pun juga sangat mendorong pemanfaatan teknologi informasi di sektor
kesehatan.
Penggunaan teknologi informasi memang
sudah dirasa perlu dalam mengolah data dan informasi kesehatan yang jumlahnya
tak terbatas. Tidak hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan,
aksesibilitas terhadap data kesehatan dan peningkatan efisiensi, teknologi
informasi juga akan sangat membantu untuk monitoring dan evaluasi program
kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian. Banyak praktisi sistem
informasi, akademisi, pelaku industri sudah memperkenalkan berbagai inovasi
kesehatan berbasis teknologi informasi. Namun, masih sedikit dari inovasi ini
yang dapat dikenal dan diadopsi oleh institusi kesehatan.
Teknologi informasi juga mampu
memberikan dukungan pengambilan keputusan dalam manajemen obat dan pengobatan.
Meskipun masih cukup jarang ditemui, pengembangan Management Support Systems
(MSS) menjadi alternatif yang sangat baik dalam membantu para klinisi dalam
melakukan manajemen obat dan pengobatan. Beberapa model keputusan dalam MSS
dapat diterapkan untuk membantu memberikan alternatif solusi bagi para
pengambil keputusan dalam pengelolaan obat dan menyelesaikan beberapa masalah
terkait dengan pengobatan. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
adalah salah satu upaya dalam pelayanan informasi kepada konsumen obat. Dalam
era yang serba digital, kecanggihan teknologi harus diperhitungkan sebanyak
mungkin memberi nilai lebih dalam setiap aktivitas kehidupan. Pemanfaatan
teknologi informasi di bidang farmasi dan kedokteran harus selalu bermuara pada
upaya peningkatan keberhasilan terapi dan keselamatan pasien.
a.
Pengertian
Informatika Farmasi
Informatika
farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan
yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan termasuk pengembangan,
penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi dalam penyaluran obat yang
optimal terkait pelayanan pasien dan keluaran kesehatan.
Informatika
farmasi berfokus pada penerapan teknologi untuk apoteker dalam mendukung,
merampingkan, meningkatkan alur kerja, meningkatkan keselamatan pasien dengan
praktik terbaik dan sistem yang handal. Setelah adanya pengakuan tentang peran
apoteker yang meningkat pesat dalam penggunaan informasi kesehatan dan sistem
manajemen.
Informatika
farmasi, juga disebut sebagai pharmaco informatics, adalah aplikasi komputer
untuk pengambilan, penyimpanan dan analisis obat dan informasi resep.
Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi manajemen farmasi yang
membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang terapi obat pasien
sehubungan dengan, catatan asuransi kesehatan, interaksi obat, serta informasi
resep dan pasien.
Informatika farmasi mempelajari tentang:
1.
Interaksi antara manusia dan proses kerjanya
2.
Rekayasa sistem dalam perawatan kesehatan dengan fokus pada perawatan
farmasi
3.
Meningkatkan keselamatan pasien
Informatika Farmasi dapat dianggap sebagai sub-domain/bagian dari
disiplin profesional yang lebih besar dari informatika kesehatan.Beberapa
defenisi informatika farmasi mencerminkan hubungan antara informatika farmasi
dengan informatika kesehatan. Sebagai contoh, Health Information Management
Systems Society (HIMSS) mendefinisikan informatika farmasi sebagai,
"bidang ilmiah yang berfokus pada pengobatan yang berhubungan dengan data
dan pengetahuan dalam sistem kesehatan, termasuk
akuisisi,penyimpanan,analisis,penggunaan dan pengembangan obat serta pengiriman
obat yang optimal terkait perawatan pasien dan hasil kesehatan”.
b.
Sistem Informasi
dalam Informatika Farmasi
Sistem informasi
adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara
satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu
informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya
klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan
suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara
lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Pada saat ini
dunia industri dan bisnis memerlukan informasi yang tepat, cepat dan relevan.
Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentunya harus menggunakan sistem
informasi. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya sebagai suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian
internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan.
METODOLOGI
Pengembangan sistem dengan pendekatan sistem merupakan
suatu metodologi pemecahan masalah dengan mengidentifikasi kebutuhan untuk
memperoleh suatu sistem terstruktur adalah pendekatan pengembangan sistem yang
dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk
pengembangan sistem yang dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang
dibutuhkan untuk pengembangan sistem sehingga hasil akhir dari sitem yang
dikembangkan akan menjadi sistem yang strukturnya didefenisikan dengan baik.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
pengembangan sistem informasi pada pelayanan kefarmasian adalah sistem
informasi farmasi dengan adopsi ICT (software) yang tahapannya terdiri dari
: perencanaan, analisis kebutuhan obat, analisis desain, desain secara fisik,
implementasi atau konstruksi, uji coba dan perawatan.
ISI/PEMBAHASAN
Informatika
farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan ilmu pegetahuan
yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan dan informasi kesehatan termasuk
pengembangan, penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi dalam penyaluran
obat yang optimal terkait pelayanan pasien dan keluaran kesehatan, yang
penerapannya menggunakan teknologi yang terkomputerisasi (pharmaco informatics).
Jadi, secara umum informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi manajemen
farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang
terapi obat pasien sehubungan dengan catatan asuransi kesehatan, interaksi
obat, serta informasi resep dan pasien.
Penerapan sistem
informasi manajemen farmasi yang mengadopsi ICT dapat membantu
apoteker dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja,
meningkatkan keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang handal
baik di rumah sakit, puskesmas, apotek maupun di lembaga-lembaga farmasi
lainnya.
Informatika
farmasi bertujuan menyediakan informasi yang cepat dan handal tentang terapi
obat yang mampu membantu pasien dalam proses penyembuhannya.Pada masa yang akan
datang beberapa konsep baru telah disepakati untuk digunakan di lingkungan
Divisi Farmasi. Hal pertama yang diperkenalkan dan akan dilaksanakan adalah
order manajemen yaitu pemanfaatan pelayanan permintaan dan penyampaian hasil
pemberian obat dengan memanfaatkan fasilitas komputer secara online. Fasilitas
ini dapat dimanfaatkan oleh semua unit pengguna. Status atau proses permintaan
layanan termasuk hasil pemberian obat dapat dipantau / dilihat langsung melalui
fasilitas komputer.
Sistem
informatika farmasi secara otomatis menjadi
penting yang memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Mengoptimalkan
keamanan dan efisiensi dari proses penggunaan obat.
2. Meningkatkan
efisiensi dan mengurangi waktu apoteker dalam menyiapkan serta mengeluarkan
obat dan memungkinkan penigngkatan waktu untuk kegiatan klinis.
3.
Penerapan
teknologi ini juga memungkinkan penyebaran langkah-langkah keamanan canggih.
4. Sistem
farmasi menggabungkan pasien khusus data klinis untuk mendukung penelaahan
kesesuaian obat, melakukan real-time manajemen persediaan, dan interaktif
dengan sistem lain, termasuk untuk persediaan atau pemasukan obat yang
terkomputerisasi (CPOE/ computerized provider order entry), administrasi bar
code obat (BCMA/ bar code medication administration), sistem dispensing yang
otomatis, sistem penagihan, dan catatan kesehatan elektronik (EHR/ electronic
health records).
5. Sistem
informatika farmasi juga ada dalam pengaturan rawat jalan dan berfungsi untuk
membantu apoteker menerima, proses, isi, dan mengeluarkan perintah resep;
persediaan obat, dan pembayaran tagihan resep.
Selain itu, informatika farmasi juga
digunakan untuk meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan pengasuh
lainnya, dan pasien. Selain mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan
memeriksa interaksi obat mungkin atau alergi sebelum resep diisi, informatika farmasi
memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-obatan
yang diberikan dan memungkinkan pasien memiliki kemampuan untuk mengobati
penyakit mereka sendiri. Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang
lain dalam menentukan terapi yang tepat untuk kondisi tertentu.
Kunci utama informatika farmasi adalah
memastikan bahwa komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan, apoteker, dan
pasien mudah diakses sehingga mereka semua dapat bekerja sama untuk kepentingan
pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan
lainnya harus mampu mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan
mudah, sementara apoteker perlu tahu persis obat apa yang sedang diresepkan
untuk pelanggan dan apakah ada bahaya bahwa resep baru akan menyebabkan
interaksi dengan obat lain yang dapat memperburuk keadaan pasien. Pasien,
tentu saja, harus menerima dengan mudah dan dapat mengikuti petunjuk tentang
bagaimana mereka harus menangani pemulihan mereka dan apa efek samping
obat-obatan tersebut.
KESIMPULAN
Permasalahan
kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan farmasi dapat diselesaikan dengan adanya
sistem informatika farmasi dengan adopsi ICT sehingga:
1.
Sistem
baru dapat menyajikan informasi yang baik dan berkualitas karena pada
pengolahan data dan pencarian sudah dilakukan secara terkomputerisasi/pengadopsian ICT.
2.
Dengan
adanya teknologi komputer sebagai penerapan sistem baru, beban pekerjaan apoteker
menjadi lebih ringan sehingga dapat meningkatkan mutu serta pelayanan kefarmasian
terutama pada distribusi obat yang berdampak pada proses penanganan pasien
selanjutnya.
3. Sistem
baru yang mengadopsi ICT dapat menyajikan laporan lebih mudah karena data
yang tersusun rapi dalam database membuat penyajian laporan kepada direktur,
maupun pihak manajemen yang lain menjadi lebih akurat, tepat waktu dan relevan.
4. Sistem
informasi yang mudah diakses sehingga meningkatkan komunikasi antara apoteker
dengan pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
REFERENSI